Archive for December 2010

Mencoba Memahami


.

Memahami setiap hal yang Allah berikan, Ya setiap hal.... setiap hal dalam hidup ini... Dari setiap perjalanan hidup gw..... Dari lahir hingga sampai detik ini.....

Begitu banyak hal yang Indah dan teristimewa yang telah diberikan-Nya sehinga seharusnya gw dapat memahami apa itu artinya kehidupan....

Thx buat semua orang yang telah hadir dalam Hidup gw yang telah memberi warna dalam hidup gw sehingga hidup gw berwarna N menjadi indah karna nya....

Thx buat kasih sayang yang ga pernah berhenti tercurah sejak gw lahir, sampai detik ini dan mungkin sampai detak jantung ini berhenti....

Thx buat setiap kali ujian yang datang yang menjadikan gw semakin tegar dalam hidup...

Dan Gw pengen jadi setegar batu karang didasar lautan yang tak pernah rapuh walo ombak dan badai selalu menerjang...

Y batu karang... sekuat batu karang....

Semangatlah


.

Barangsiapa yang menginginkan pelindung, maka Allah cukup baginya.

Barangsiapa yang menginginkan teladan, maka Rasulullah cukup baginya.

Barangsiapa yang menginginkan pedoman hidup, maka al-Qur`an cukup baginya.

Barangsiapa yang menginginkan peringatan maka kematian cukup baginya.

Dan barangsiapa tidak cukup dengan semua itu, maka neraka cukup baginya.

Saat ini wahai kaum muslimin, kita masih mempunyai peluang dan kesempatan, maka sekarang juga kita harus memanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk taat kepada rabb kita. Waktu ini bagaikan pedang, jika kita tidak mengisinya maka ia akan menikam kita. Waktu itu bagaikan pedang, jika engkau tdk memutusnya (mengisinya) maka dia yang akan memutusmu (menghilangkan kesempatanmu).Jika ia tdk cepat dimanfaatkan dia akan membunuh kesempatan kita.

Senyuman Indah


.

Senyum adalah ekspresi yang menceritakan sebuah kebahagiaan, kesenangan dan ketenangan. Sebuahanugerah yang diberikan kepada siapa saja. Tidak mengenal kelas, status sosial, ras dan warna kulit.

Bedanya barangkali terletak pada pemicu senyum bagi masing-masing individu. Bagi petani yang hidup di desa terpencil pada sebuah lereng gunung, mungkin derai dedaunan, rintik hujan atau sekedar tumbuhnya padi yang ia tebar cukup untuk menjadi pemicu sebuah senyuman.

Disamping ekspresi dari sebuah kebahagiaan, senyum juga merupakan simbol dari rasa syukur. Dimana kata syukur dalam bahasa yang lebih kita fahami adalah "pengakuan dari sebuah kenikmatan". Senyum adalah wujud minimal dari pengakuan itu. Dari senyum maka lahirlah kalimat " alhamdulillah".

Dari senyum maka lahirlah rasa berbagi dan lain sebagainya.
Jika demikian, maka sebenarnya kita memiliki stok senyum yang tidak terbatas. Karena kita dilingkupi nikmat yang tidak terbatas. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, semuanya penuh dengan kenikmatan.
Bahkan kesedihan sekalipun.

Karenanya pernah ada sebuah cerita tentang seorang teman yang sudah ia anggap adik menangis, ia tersenyum dan ia katakan sama teman nya. "Teruskanlah menangis, tapi kalau sudah selesai menangisnya,.. tersenyum ya".

Spontan saja teman nya tersenyum meski masih diiringi isakan, lalu protes,"aku masih sedih kok disuruh tersenyum tow bang". Spontan iakatakan, " Ya harus senyum,...coba kalau kamu tidak bisa sedih, tidak bisa menangis,... karenanya tersenyumlah karena kamu masih dikaruniai nikmat sedih dan nikmat menangis".

Kita mungkin tidak akan bisa melihat indahnya pelangi jika tanpa hujan dan indahnya matahari, tersenyumlah.

Jika kita mampu menangkap segala kenikmatan yang kita rasakan, kenikmatan setiap udara yang kita hirup, setiap tatapan mata kita, setiap pendengaran kita, setiap denyut nadi dan detak jantung kita, setiap tapak kaki yang kita ayunkan, setiap gerakan dari anggota badan kita. Maka hidup kita akan penuh dengan senyum. Lalu kita akan melihat betapa banyak kenikmatan yang kita rasakan. Bahkan kenikmatan itu terasa bertambah dan bertambah setiap kita mengurai sebuah senyuman.

Bahkan ketika masalah terus saja mendera kita, cobalah untuk tetap tersenyum dan bersyukur tetaplah berfikir positif bahwa ALLAH sangat sayang dengan kita, Dia disana sedang memperhatikan kita dengan seksama. Insya ALLAH masalah yang kita hadapi akan terasa lebih ringan dan bahkan akan menemukan banyak sekali jalan keluar. Tetaplah bersyukur (^_^)

Inilah sebenarnya yang telah digariskan Allah dalam al-Qur'an: "Jika kalian semua bersyukur maka akan kami tambah, namun jika kalian mengingkari segala nikmat yang telah kami berikan, maka sesungguhnya azabku sangatlah pedih" ( QS. Ibrahim: 7 )

Bingkai Kehidupan


.

(Intro. Drum)
Ha hahaha hahaha hahaha
Haaa hahahaaa hahahaha hahahaha

Mengarungi samudra kehidupan,
Kita ibarat para pengembara
Hidup ini adalah perjuangan,
Tiada masa tuk berpangku tangan

Setiap tetes peluh dan darah,
Tak akan sirna ditelan masa
Segores luka di jalan
ﷲﺍ,
Kan menjadi saksi pengorbanan

Allohu ghoyatuna
Ar Rosulu qudwatuna
Al Qur?anu dusturuna
Al Jihadu sabiluna
Al Mautu fi sabilillah, asma amanina

ﷲﺍ adalah tujuan kami,
Rasulullah teladan kami
Alqur?an pedoman hidup kami,
Jihad adalah jalan juang kami
Mati di jalan
ﷲﺍ adalah,
Cita-cita kami tertinggi

Mengarungi samudra kehidupan,
Kita ibarat para pengembara
Hidup ini adalah perjuangan,
Tiada masa tuk berpangku tangan

Setiap tetes peluh dan darah,
Tak akan sirna ditelan masa
Segores luka di jalan
ﷲﺍ,
Kan menjadi saksi pengorbanan

Allohu ghoyatuna
Ar Rosulu qudwatuna
Al Qur?anu dusturuna
Al Jihadu sabiluna
AlMautu fi sabilillah, asma amanina

ﷲﺍ adalah tujuan kami,
Rasulullah teladan kami
Alqur?an pedoman hidup kami,
Jihad adalah jalan juang kami
Mati di jalan
ﷲﺍ adalah,
Cita-cita kami tertinggi
Cita-cita kami tertinggi

Album : Tak Kenal Henti !!!
Munsyid : Shoutul Harokah

Allah Itu Ada


.

Allah itu Ada

Kata Karl Marx, bapak komunisme, tuhan tidaklah menciptakan manusia, tapi manusialah yang menciptakan tuhan. Ia adalah khayalan manusia, kata Karl Marx. Sebegitu hebatnya khayalan manusia, akhirnya manusia menjadi percaya bahwa tuhan itu ada. Demikian ringkasnya pendapat Marx tentang manusia dan tuhan.

Kalau demikian, dalam pikiran Karl Marx, tuhan itu tidak ada bedanya dengan Superman, Spiderman bahkan bisa jadi Dora Emon. Jagoan-jagoan dunia khayal yang sudah seolah-olah nyata. Buktinya ada kan orang yang begitu terkesannya sama si manusia Krypton sampai akhirnya menjadikannya sebagai idola (bayangkan, tokoh kartun jadi idola!). Sama juga dengan sejumlah remaja putri seumurmu yang memimpikan jadi pacarnya Dao Ming She, satu lakon di serial Meteor Garden. Padahal si kasep berambut shaggy ini kan fiktif. Cuma khayalan dalam buku.

Nggak usahlah kita membahas Marxisme yang njlimet itu sehingga membuat orang pusing (malah dengan kurang ajar Marx bilang kalau agama itu adalah candu), yang sebenarnya jauh dari kebenaran. Tapi yang memprihatinkan saya dan kita semua adalah di zaman milenium ini, nggak sedikit remaja yang makin tidak peduli apakah tuhan itu ada atau tidak. Malah ada juga yang dengan bangga bilang, “I don’t believe in God. I am atheist.” Na’udzubillahi min dzalik.

Memang benar Tuhan atau yang kita sebut Allah, adalah Zat yang nggak keliatan oleh mata kita, nggak terdengar gerakannya atau suaranya oleh telinga kita, dan tidak teraba ZatNya oleh kulit kita. But, karena tidak terindera, bukan berarti Ia itu tidak ada, apalagi kalau lantas kita bilang Ia adalah khayalan (Mahasuci Allah dari segala yang manusia sifatkan padaNya). Soalnya, untuk mengenal dan mengetahui sesuatu itu ada nggak selamanya kita harus mengindera secara langsung. Banyak bukti untuk itu.

Kawan, untuk mengetahui dan percaya bahwa gravitasi bumi itu ada nggak mesti kan kita melihat dan meraba ‘zat’nya? Cukup dengan melihat setiap benda jatuh ke bawah setiap orang pasti percaya kalau gaya tarik bumi itu ada. Begitu pula untuk percaya bahwa kita kena virus flu tidak mesti kita melihat bentuknya, cukuplah dengan merasakan badan kita demam, kepala pusing, hidung berlendir, dan kita mulai batuk-batuk.

Untuk percaya bahwa Sang Maha Pencipta itu ada, juga nggak mesti kita mengindera ZatNya. Karena Allah SWT. telah memberikan berbagai macam bukti bahwa Ia itu eksis, ada, yaitu lewat mahluk ciptaanNya. Kalau ada yang diciptakan (mahluk) pastinya ada yang menciptakannya (Al Khaliq). Sederhana, bukan?

Ya, perhatikanlah dengan seksama sekeliling kita, maka kita nggak bakalan bisa membantah kalau Allah itu ada. Apalagi seluruh benda yang ada di alam semesta ini – termasuk kita, manusia – memiliki kesempurnaan dan keteraturan yang luar biasa. Dalam Al Qur’an Allah SWT. berfirman:

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan,”(TQS. Al Ghasiyyah [88]:17).

Coba perhatikan, unta itu adalah hewan yang kuat berjalan bermil-mil. Unta memiliki kelasa atau punuk yang berisi air dan makanan, yang akan terkulai ke samping bila persediaan air dan makanan di dalamnya habis. Biasanya, sebelum perjalanan pemilik unta menyuruh hewan peliharaannya itu untuk meminum air sebanyak-banyaknya. Caranya, minuman tersebut dicampur garam sehingga begitu meminumnya akan terus merasa haus dan banyak minum. Volume air yang dapat diminum unta dapat mencapai 15 galon (kurang lebih 56 liter) air.

Unta mempunyai tiga perut; perut samping, perut kelenjar pencerna dan perut penyerap. Pada dinding-dinding perut pertama dan kedua merupakan kantung-kantung penyimpan air dan pencerna makanan. Bila si penunggang unta kehabisan bekal air, unta akan disembelih untuk diambil simpanan air di kantungnya tersebut. Sedang perut ketiga menyerap hasil pengolahan makanan yang dicerna kedua perut lainnya. Subhanallah!

Allah SWT. juga berfirman:

“Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan?”(TQS. Adz Dzariyat [51]:21).

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”(TQS. At Tiin [95]:4).

Lihatlah manusia. Kita adalah ‘mesin bologis’ yang menakjubkan. Manusia itu hidup dengan jantung. Menurut ilmu kedokteran jantung manusia itu memompa darah 2.200 galon setiap harinya, berarti 8.030.000 galon dalam setahun. Padahal besarnya hanya segenggaman tangan dengan berat 225 dan 340 gram. Jantung kita juga berdenyut lebih dari 70 kali setiap menitnya atau 4200 kali perjam, 100.800 perhari dan 36.792.000 dalam setahun. Nah, apa ada pompa selain jantung yang dapat bekerja seberat itu dengan tanpa perawatan dan pergantian suku cadang? Subhanallah.

Menurut ilmu kimia, garam yang setiap hari kita makan entah itu dalam sayur asem, rujak atau bakso, memiliki rumus NaCl (Natrium Chlorida). Apakah kamu tahu bahwa garam yang aman untuk dikonsumsi itu sebenarnya terdiri dari dua unsur yang sebenarnya berbahaya. Logam Natrium adalah basa kuat yang bisa merusak kayu, kertas dan tubuh manusia. Bila direaksikan dengan air ia akan mengikat ion OH dari air menjadi NaOH (Natrium Hidroksida) yang merupakan basa kuat dan melepaskan gas H2 (hidrogen) yang mudah terbakar. Sedangkan klorida di alam bebas itu ada yang berupa gas klorida Cl2 yang dijamin ampuh mencabut nyawa bila sampai mengisi paru-paru mahluk hidup.

Tapi kawan, dengan sangat ‘ajaib’ dua unsur yang mematikan itu bila bersenyawa malah jadi bahan penyedap makanan yang sering kamu bilang garam dapur. Sampai-sampai kamu bisa bilang, makan tanpa garam, mana enak?

Nah, pertanyaannya, apakah mungkin terbentuk berbagai macam kenikmatan hidup ini dan keteraturan alam semesta – seperti struktur unta si penjelajah gurun, jantung manusia dan garam dapur yang nikmat – tanpa ada yang menciptakannya dan merekayasanya? Pastinya alam semesta tidak bisa bekerja secara otomatis, seperti halnya badan kita nggak akan bisa bekerja tanpa komando dari akal. Dan siapa yang mampu menggerakkan seluruh alam semesta ini kalau bukan ‘sesuatu’ yang bernama Tuhan. Albert Einstein, fisikawan terkemuka sampai mengatakan, “Tuhan tidak bermain-main dengan alam semesta.”

Allah itu ada. Ia bukan tokoh khayalan. Allah juga bukan mitos macam Hercules, Zeus atau dewa-dewa dari dunia pewayangan, apalagi kalau disejajarkan dengan Sun Go Kong kera sakti yang bisa mengacak-acak nirwana. Mahasuci Allah dari segala perkara yang mereka sifatkan padaNya.

Tidak susah mencari Allah, kekuasaanNya ada di mana-mana. Dengan sesuatu yang amat sederhana pun manusia yang sehat akalnya dan ikhlas hatinya dapat membuktikan kalau Allah itu ada. Untuk beriman padaNya tidak mesti menjadi seorang jenius seperti Einstein. Maka, tidak usah berpusing-pusing dengan ucapan Karl Marx yang nggak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya di dunia, apalagi di akhirat. Toh, tanpa perlu persetujuan gembong komunisme itu Allah sudah pasti ada, iya kan? –